Pada tahun 1928 ketika daerah ini masih hutan dan tidak berpenghuni, datanglah seseorang yang bernama MUS. Setelah beberapa lama beliau menetap di daerah ini, beliau mengajak beberapa orang pensiunan dari perkebunan Timbang Deli sekitar delapan orang yang bernama Mbah Suro, Taryo, Mandor Atmo, Dalang Tarmuji, Parto, Mbah Mangun Kobar, Tego dan satu lagi tidak diketahui namanya dan kesemuanya ini sudah almarhum untuk menempati dan bermukim di daerah ini. Setelah beberapa lama mereka bermukim dan kesemuanya mereka bertani, maka datanglah beberapa orang dari tempat lain untuk menetap di daerah ini.

          Kemudian mereka bermufakat untuk membuat suatu kampung di tempat ini dan mereka sepakat menamakan daerah ini Galang Suka dan diangkatlah Bapak Mus menjadi kepala kampungnya. Pada waktu yang hampir bersamaan dengan mereka juga membentuk suatu kampung yang bernama Suko Rejo dan sebagai kepala kampungnya bernama Maeran.

          Karena kampung Suka Rejo wilayahnya lebih sempit dan penduduknya lebih sedikit maka mereka sepakat untuk menyatukan kedua kampung ini. Dan pada tahun 1942 bersatulah kedua kampung tersebut dengan nama kampung Galang Suka dan mereka mengangkat Bapak Mus sebagai kepala kampungnya, setelah beberapa tahun Bapak Mus tidak lagi mampu menjalankan tugas-tugasnya sebagai kepala kampung Galang Suka, maka penduduk kampung Galang Suka mengangkat Bapak Sadiyo sebagai kepala kampung Galang Suka pada tahun 1942.